May 7, 2013

Catatan dari Lapas Anak Pria Tangerang

Awalnya saat saya mengikuti kegiatan Emmaus ini rasanya seperti membosankan, terutama saat saya diminta membuat jurnal emaus dan refleksi pribadi dari bacaan Kitab Suci yang ada di setiap sesi buku EJ. Rasanya begitu malas untuk membuat  semua itu. Namun saya pikir, tak ada salahnya untuk mencoba membuat jurnal sebisa mungkin. Tetapi itu semua tidak berlangsung lama, karena saat saya malas dan mulai didatangi masalah, saya menjadi bosan dan tidak tahu untuk apa saya mengikuti ini semua. Lebih baik saya seperti saya yang biasa saja, namun itu tidak menjadikan saya lebih baik...    

Suatu hari, saat saya tidak membuat PR dan jurnal, saya merasa malu terhadap kakak pembimbing saya yang menjadi fasilitator Emmaus Journey. Terlebih saya menjadi tidak berkembang dan hanya menjadi diri saya yang itu-itu saja. Itulah pikiran saya saat itu. Padahal dalam hati kecil saya, saya mau mengalami perubahan…
Tuhan begitu baik kepada saya, Tuhan begitu baik kepada saya, Tuhan mengutus kakak pembimbing fasilitator EJ untuk membantu saya. Kak Lina, Kak Erni dan kakak-kakak yang lainnya, mereka mencoba menguatkan saya. Jadi setiap sesi EJ telah habis dipelajari, saya dan kakak pembimbing saya sering bertukar cerita.
Awalnya setiap kali kakak rohani saya memberi masukan-masukan kepada saya, itu hanya masuk kuping kanan dan keluar di kuping kiri. Saya hanya menganggap masukan dari kakak pembimbing saya sebagai angin lalu saja. Setelah mulai banyak sharing dengan mereka, kakak pembimbing saya mulai mengetahui karakter diri saya dan saya mulai merasa dekat dengan mereka. Saat itulah, baru saya merasa apa yang mereka katakan ada benarnya juga. Akhirnya saya menerima masukan kakak pembimbing saya dan melakukannya dalam kehidupan saya.   
Ketika itu pula, setelah saya bisa menerima masukan pembimbing saya, saya mulai rajin membuat PR dan jurnal emaus harian. Suatu saat jurnal yang saya buat ternyata bisa menjadi penguat untuk teman-teman sekelompok dan kakak pembimbing saya. Padahal pikir saya, saya hanya menulis jurnal untuk nanti saya baca dan bagikan. Menurut saya, jurnal yang saya buat itu biasa saja. Senang sekali rasanya, jurnal saya bisa menjadi berkat untuk teman-teman saya dan tentunya kakak pembimbing saya, yang melihat perkembangan hidup saya.
Rasa senang ini mendorong saya untuk tidak bermalas-malasan lagi dalam membuat PR EJ dan jurnal, tidak seperti kemarin-kemarin. Dulu, saya baru membuat jurnal kalau saya sedang mau membuatnya. Tetapi sekarang membuat jurnal menjadi kerinduan di dalam diri saya. Selain itu, selama saya mengikuti Emmaus Journey, setiap pembahasan sesi benar-benar menjadi kerinduan, dengan sharing dan belajar bersama untuk mendalami firman Tuhan.    


Dengan mengikuti EJ, saya semakin terbantu untuk membuka dan membaca Alkitab. Berkat Emmaus Journey saya bisa mendalami apa yang ada di dalam Alkitab. Pikiran, tingkah laku, gaya hidup saya perlahan berubah dengan sendirinya, terlebih karena saya melakukan apa yang telah saya dapat dari EJ dalam kehidupan saya. Suatu pembelajaran yang membenahi dan membentuk karakter yang lebih baik, bukan karakter yang biasa-biasa saja, khususnya bagi saya, dengan apa yang telah saya alami.
Saya tidak akan melupakan pembelajaran dari Emmaus Journey ini. Banyak sekali perasaan yang ingin saya ungkapkan dengan kata-kata, karena Emmaus Journey memiliki keunikan tersendiri. Saya pun bisa menulis seperti ini berkat hasil ketekunan saya terhadap EJ dan karena Tuhan Yesus yang menyertai saya sampai saat ini. Begitu banyak manfaat untuk hidup saya dan itu bukan karena diri saya tetapi karena Tuhan Yesus yang mengutus kakak-kakak pembimbing EJ dan adanya Emmaus Journey.
Terima kasih untuk semua kakak pembimbing Emmaus Journey dan Tuhan Yesus.


Oleh: Yoseph Wetu, 19 tahun
          Mantan penghuni Lapas Anak Pria Tangerang  
          Desember 2012          
   

0 comments:

 
© Copyright 2008 Emmaus Journey Community . All rights reserved | Emmaus Journey Community is proudly powered by Blogger.com | Template by Template 4 u and Blogspot tutorial