Paus adalah penerus St Petrus, dan para uskup adalah penerus para rasul. Kristus menjadikan Petrus “batu karang” GerejaNya. Ia menjadikan Petrus sebagai gembala dari segenap kawanan domba-Nya.
“Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga” (Mat 16:18-19).
“Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: `Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?' Jawab Petrus kepada-Nya: `Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.' Kata Yesus kepadanya: `Gembalakanlah domba-domba-Ku.' Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: `Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?' Jawab Petrus kepada-Nya: `Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.' Kata Yesus kepadanya: `Gembalakanlah domba-domba-Ku.' Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: `Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?' Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: `Apakah engkau mengasihi Aku?' Dan ia berkata kepada-Nya: `Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.' Kata Yesus kepadanya: `Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.' Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: `Ikutlah Aku.'” (Yoh 21:15-19)
Jabatan gembala dari Petrus dan para Rasul yang lain termasuk dasar Gereja (Katekismus Gereja Katolik #880-881).
Adakah bukti suksesi dari para paus pertama sesudah St Petrus dan siapa sajakah mereka?
Di antara banyak referensi historis mengenai mereka yang mengikuti jejak St Petrus sebagai paus adalah: Pada tahun 189 M, Ireneus menulis dalam Melawan Bidaah-bidaah, “Para Rasul yang terberkati [Petrus dan Paulus], sesudah mendirikan dan membangun Gereja [di Roma] … mewariskan jabatan episkopal kepada Linus” (Melawan Bidaah-bidaah 3:3:3 [189 M]).
Eusebius, seorang ahli sejarah Gereja Perdana, menulis dalam Sejarah Gereja: “Victor… adalah Uskup Roma yang ketigabelas dari Petrus” (The Little Labyrinth [211 M], Eusebius, Sejarah Gereja 5:28:3).
Dalam sebuah dokuman, Peti Obat Melawan Segala Bidaah, Epifanius dari Salamis menulis, “Di Roma, para rasul dan uskup pertama adalah Petrus dan Paulus, kemudian Linus, kemudian Kletus, kemudian Klemens, yaitu Petrus dan Paulus masa sekarang” (Peti Obat Melawan Segala Bidaah 27:6 [375 M]).
Adakah Paus Petrus yang lain?
Merupakan suatu tradisi bahwa para paus, ketika mereka dipilih, mengubah nama mereka. Menurut tradisi, hal itu bermula dari Paus Sergius IV (thn 1009-1012). Dikisahkan bahwa nama aslinya adalah Petrus di Porca dan ia mengubahnya, mengingat dirinya tak layak disebut sebagai Petrus II. Sesungguhnya sebelum itu, beberapa paus mengubah nama mereka apabila nama mereka berbau kafir. Pada tahun 533, Yohanes II mengubah namanya karena nama aslinya adalah Merkurius, nama seorang dewa kafir. Tradisi mengubah nama memberikan kesempatan bagi para paus untuk menghormati paus pendahulunya dengan nama yang sama, atau sebagai isyarat visi atau pandangannya. Paus Yohanes Paulus memilih nama ganda dengan menyatukan kedua nama paus pendahulunya. Paus Yohanes Paulus II memilih namanya untuk menyatakan rasa hormat kepada Paus Yohanes Paulus I yang bertahta hanya selama 33 hari, juga untuk menyatakan tekadnya untuk melanjutkan visi pendahulunya itu.
Apakah paus mendapatkan bantuan ilahi dalam jabatannya?
Petrus adalah seorang murid Yesus yang lemah, tetapi syukur atas doa Yesus dan atas pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, Petrus tidak lagi harus mengandalkan kekuatan manusiawinya. Walau dari dirinya sendiri ia hanyalah pasir belaka, namun ia telah menjadi batu karang. Dalam arti yang lebih dalam, Kristus adalah batu karang yang mendirikan GerejaNya di atas Petrus. Para paus sekarang pun memiliki kelemahan dan kekurangan masing-masing, namun demikian, kekuatan Yesus menopangnya dalam mengemban jabatannya melalui kuasa Roh Kudus.
Apakah paus mengambil alih peran Kristus di dunia?
Paus disebut sebagai Vicar Kristus, tidak berarti bahwa ia mengambil alih peran Kristus, melainkan Kristus setia kepada janji-Nya, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20).
St Ambrosius dari Milan menulis pada tahun 389 M, “Kepada Petruslah Yesus berkata: `Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku' [Mat 16:18]. Di mana Petrus berada, di situ Gereja berada. Dan di mana Gereja berada, di sana tidak ada maut, melainkan kehidupan kekal” (Komentar atas Duabelas Mazmur Daud 40:30 [389 M]).
Apa artinya infallibilitas?
Paus adalah Uskup Roma dan gembala seluruh Gereja. Bersama para imam, rekan sekerjanya, para Uskup mempunyai “tugas utama … mewartakan Injil Allah kepada semua orang,” seperti yang diperintahkan Tuhan. Mereka adalah “pewarta iman, yang mengantarkan murid-murid baru kepada Kristus dan mereka pengajar yang otentik atau mengemban kewibawaan Kristus” (Katekismus Gereja Katolik # 888).
Untuk memelihara Gereja dalam kemurnian iman yang diwariskan oleh para rasul, maka Kristus yang adalah kebenaran itu sendiri, menghendaki agar GerejaNya mengambil bagian dalam sifat-Nya sendiri yang tidak dapat keliru. Dengan “cita rasa iman yang adikodrati”, Umat Allah memegang teguh iman dan tidak menghilangkannya di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja yang hidup. Wewenang Mengajar Gereja itu harus melindungi umat terhadap kekeliruan dan kelemahan iman dan menjamin baginya kemungkinan obyektif, untuk mengakui iman asli, bebas dari kekeliruan (Katekismus Gereja Katolik # 889, 890).
“Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, kepala dewan para Uskup, berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan guru tertinggi segenap umat beriman, yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman, menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif…Sifat tidak dapat sesat, yang dijanjikan kepada Gereja, ada pula pada Badan para Uskup, bila melaksanakan wewenang tertinggi untuk mengajar bersama dengan pengganti Petrus” terutama dalam konsili ekumenis. Apabila Gereja melalui Wewenang Mengajar tertingginya “menyampaikan sesuatu untuk diimani sebagai diwahyukan oleh Allah” dan sebagai ajaran Kristus, maka umat beriman harus “menerima ketetapan-ketetapan itu dengan ketaatan iman”. Infallibilitas ini sama luasnya seperti warisan wahyu ilahi (Katekismus Gereja Katolik # 891).
Bantuan ilahi juga dianugerahkan kepada pengganti-pengganti para Rasul, yang mengajarkan dalam persekutuan dengan pengganti Petrus, dan terutama kepada Uskup Roma, gembala seluruh Gereja, apabila mereka, walaupun tidak memberikan ketetapan-ketetapan kebal salah dan tidak menyatakannya secara definitif, tetapi dalam pelaksanaan Wewenang Mengajarnya yang biasa mengemukakan satu ajaran, yang dapat memberi pengertian yang lebih baik mengenai wahyu dalam masalah-masalah iman dan susila. Umat beriman harus mematuhi ajaran-ajaran otentik ini dengan: “kepatuhan dan akal budi yang suci”, yang walaupun berbeda dengan persetujuan iman, namun mendukungnya (Katekismus Gereja Katolik # 892).
Dapatkah kita menulis surat kepada Paus?
Surat-surat kepada Paus Yohanes Paulus II memecahkan rekor dalam hal banyaknya surat-menyurat yang ditujukan kepada Bapa Suci. Ia menerima surat-surat diplomatik dari para kepala negara, surat-surat yang disampaikan kepadanya melalui para Pengawal Swiss, melalui surat ataupun e-mail. Belakangan ini, ratusan ribu e-mail dikirim ke Vatican pada masa-masa sakitnya yang terakhir. Semua surat disampaikan kepada Paus, tetapi Sekretariat Negara yang akan membalasnya. Diperlukan sembilan orang imam bekerja penuh waktu untuk membaca, meringkas serta membalas sura-surat berbahasa Inggris. Pada perayaan 25 tahun masa pontifikatnya, Paus Yohanes Paulus II menerima begitu banyak e-mail ucapan selamat, hingga rasa syukur dan terima kasihnya ditampilkan sebagai pop-up di situs Vatican: www.vatican.va.
Apakah para paus masih mengenakan mahkota?
Sebelum Paus Yohanes Paulus I memutuskan untuk menghapusnya, dalam upacara penobatan paus, yang biasanya dilakukan sekitar seminggu setelah ia terpilih, dilakukan upacara pemahkotaan. Paus Yohanes Paulus I dan Paus Yohanes Paulus II memilih Misa di lapangan terbuka yang sederhana dalam mengawali misi mereka sebagai Gembala Tertinggi.
Apakah paus mempunyai suatu “uraian pekerjaan”?
Dalam Katekismus Gereja Katolik, “pekerjaan” paus dijabarkan sebagai berikut: “Paus dan para Uskup merupakan `pengajar yang otentik, atau mengemban kewibawaan Kristus, artinya mewartakan kepada umat yang diserahkan kepada mereka, iman yang harus dipercaya dan diterapkan dalam perilaku manusia' (LG 25). Wewenang Mengajar biasa yang universal dari Paus dan dari para Uskup yang bersatu dengannya mengajar kepada umat beriman kebenaran yang harus dipercaya, kasih yang harus dihidupi dan kebahagiaan yang patut diharapkan” (# 2034).
Sumber: “Papal Facts and Trivia”; Copyright © 1999-2004, Daughters of St. Paul.
All Rights Reserved; www.daughtersofstpaul.com
Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.
0 comments:
Post a Comment