Apa reaksi Tuhan? Ia berkata kurang.
Apa? Kurang? Saya sudah memberikan sebuah penawaran terbaik. Semua sudah saya persembahkan untuk Tuhan. Talenta, harta, study, tenaga, tubuh, jiwa, roh, waktu, masa muda, masa depan, hak memilih, dan sebagainya. Bahkan saya siap seandainya Tuhan memanggil saya jadi misionaris ke daerah terpencil. Sebuah penawaran dan pemberian sempurna!
Tetapi Tuhan berkata kurang. Saya tertegun, apalagi yang bisa saya beri? Semua yang terbaik sudah saya beri. Lalu dengan lembut Roh Kudus mengatakan bahwa Ia menginginkan seluruh kehidupan saya.
Engkau hanya memberikan yang terbaik dari hidupmu, dan bukan keseluruhan hidupmu. Aku ingin bukan hanya yang terbaik dari hidupmu, Aku juga menginginkan hal yang terburuk dari hidupmu. Semua dosa, semua kesalahan, semua pelanggaran, semua kegagalan, semua yang terburuk dalam hidupmu.
Ketika engkau mengatakan hendak memberi yang terbaik, ketahuilah bahwa Aku menginginkan seluruh sisi terbaik dan terburuk dalam hidupmu. Mengapa engkau hanya mau memberi yang terbaik tapi menyimpan yang terburuk bagi dirimu sendiri? Aku tidak ingin kau menyimpan yang buruk bagi dirimu, berikan juga itu untukKu. Aku ingin seluruh kehidupanmu menjadi milikku. Berikan yang terburuk dari dirimu, ijinkan Aku menggunakan lima roti dan dua ikan yang kau beri, di tanganKu, Aku akan mengubahnya menjadi dua belas bakul. Mengubah yang terburuk menjadi yang terbaik.
Air mata saya mengalir. Hari itu saya memberikan yang terburuk dari diri saya untuk Tuhan. Sebuah persembahan yang sempurna. Pemberian yang terbaik.
Have we given our worst?
0 comments:
Post a Comment