Pendalaman ini juga dilakukan dalam suasana kebersamaan dengan peserta-peserta lain di dalam kelompok, dengan jadwal sekali seminggu dan didampingi fasilitator. Para pewarta yang tergabung di dalam kelompok awal ini disebut sebagai kelompok “Emmaus Journey” angkatan pertama.
Tanggal 17 Mei 2001 menjadi saat awal bagi terbentuknya kelompok Pendalaman Spiritualitas Kitab Suci “Emmaus Journey” di Paroki Santa Monika Serpong, yaitu ketika Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) mengajak beberapa pewarta berkumpul untuk membahas tentang perlunya para pewarta di Paroki mendapatkan pembekalan yang memadai. Pembekalan itu dirasakan sebagai suatu kebutuhan, karena setiap pewarta harus selalu siap untuk menjalankan tugas-tugas pewartaannya, baik di lingkungan mereka masing-masing maupun lingkungan-lingkungan lain di Paroki Santa Monika yang membutuhkan pelayanan mereka. Bila dibutuhkan suatu pembekalan yang memadai, berarti dibutuhkan juga bahan yang tepat untuk pembekalan tersebut. Oleh karena itu, penulis sebagai salah seorang dari pewarta yang hadir pada waktu itu mencoba menawarkan bahan “Emmaus Journey”.
Bahan ini adalah hasil rancangan Mr. Richard Cleveland, yang berkarya dan berdomisili di Amerika serikat.
Walaupun Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) baru sempat mengamati bahan yang masih berbahasa Inggris itu secara sekilas saja, Beliau sudah langsung menunjukkan ketertarikannya pada bahan “Emmaus Journey” (Perjalanan “ke” Emaus), yang selanjutnya akan disebut sebagai EJ saja. Beliau lalu mengajak semua pewarta yang hadir untuk mendiskusikannya. Sebagai hasil akhir dari pertemuan tersebut, disepakati bersama bahwa penulis perlu lebih dahulu mempersiapkan diri untuk dapat memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang bahan EJ kepada Beliau dan teman-teman pewarta dalam suatu presentasi. Jadwal presentasi juga kemudian disepakati untuk diselenggarakan dua minggu kemudian, yaitu tanggal 31 Mei 2001.
Dalam presentasinya, penulis memaparkan visi dan misi dari EJ. Bahan EJ terdiri atas 3 (tiga) buku, yang masing-masing memiliki tujuan spesifik. Buku pertama dimulai dengan langkah-langkah saling kenal antar peserta dalam kelompoknya agar masing-masing dapat saling membagikan pengalaman rohaninya dengan leluasa, dan kemudian dilanjutkan dengan pengenalan secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Buku kedua dirancang untuk menumbuhkan semangat pedewasaan rohani agar pribadi yang sudah mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus dapat menjadi murid-murid-Nya yang semakin dewasa. Kemudian buku ketiga dimaksudkan agar setiap peserta EJ menyadari bahwa masih banyak orang lagi yang perlu ditolong agar mereka juga dapat lebih mengenal Tuhan Yesus dan menjadi dewasa dalam Dia. Dengan timbulnya kesadaran ini, diharapkan setiap peserta dapat menularkan semangat yang diperoleh dari pengalaman “Perjalanan Emaus”-nya, baik secara khusus kepada peserta EJ angkatan berikutnya maupun secara umum kepada umat katolik di lingkungannya masing-masing.
Diperoleh hasil positif dari presentasi tersebut, sehingga Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) menganggap bahwa bahan EJ adalah bahan yang tepat untuk membekali para pewarta. Kemudian Beliau mengajak semua yang hadir segera melakukan persiapan untuk mulai menggunakan bahan EJ dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang untuk tahap pertama dikhususkan untuk para pewarta saja. Jadwal pertemuan pertama untuk kelompok EJ angkatan pertama (EJ-1) juga disepakati satu minggu kemudian, yaitu pada tanggal 07 Juni 2001. Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) berkenan menjadi fasilitator bagi kelompok angkatan pertama ini, dan penulis juga menyediakan diri sebagai fasilitator.
Setelah EJ-1 berakhir, Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) bersama para pewarta yang sudah menyelesaikan EJ-1 dan tergerak hatinya untuk menjadi fasilitator bagi angkatan berikutnya menyiapkan hal-hal yang perlu bagi terselenggaranya EJ-2. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa EJ-2 sudah tepat untuk ditawarkan kepada setiap umat Paroki Santa Monika yang berminat. Bila EJ-1 masih menggunakan bahan EJ berbahasa Inggris, EJ-2 sudah mulai menggunakan bahan EJ berbahasa Indonesia. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, dan juga diperolehnya persetujuan resmi untuk terjemahan tersebut dari Mr. Richard Cleveland sebagai perancang bahan EJ itu adalah hasil kerja keras dari Pak Antonius Jany, sehingga peserta EJ dapat lebih mudah memahami bahan EJ.
Penulis menyadari bahwa di dalam setiap perkembangan EJ, selalu didasari oleh adanya anugerah dan penyertaan Tuhan Yesus sendiri. Kesadaran ini sama seperti yang dialami oleh dua murid Tuhan Yesus dalam perjalanan mereka ke Emaus, bahwa ternyata Tuhan Yesus sendirilah yang menyertai setiap langkah perjalanan mereka. Dia berkenan menyertai dan memberikan anugerah-Nya, baik secara langsung kepada peserta dan penyelenggara EJ maupun secara tidak langsung melalui Pastor Paroki Santa Monika Serpong beserta jajarannya. Oleh karena itu atas nama semua teman-teman EJ, penulis mengucapkan terima kasih kepada Pastor Paroki Santa Monika Serpong beserta jajarannya atas semua bentuk dukungan yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman EJ yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu disini, atas kerja keras dan semangatnya untuk menularkan pengalaman bersama Tuhan Yesus yang diperoleh dari EJ, baik secara khusus kepada para peserta EJ berikutnya maupun secara umum kepada umat katolik di lingkungannya masing-masing.
Stanislaus M. Prasetyo
April 2006
Tanggal 17 Mei 2001 menjadi saat awal bagi terbentuknya kelompok Pendalaman Spiritualitas Kitab Suci “Emmaus Journey” di Paroki Santa Monika Serpong, yaitu ketika Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) mengajak beberapa pewarta berkumpul untuk membahas tentang perlunya para pewarta di Paroki mendapatkan pembekalan yang memadai. Pembekalan itu dirasakan sebagai suatu kebutuhan, karena setiap pewarta harus selalu siap untuk menjalankan tugas-tugas pewartaannya, baik di lingkungan mereka masing-masing maupun lingkungan-lingkungan lain di Paroki Santa Monika yang membutuhkan pelayanan mereka. Bila dibutuhkan suatu pembekalan yang memadai, berarti dibutuhkan juga bahan yang tepat untuk pembekalan tersebut. Oleh karena itu, penulis sebagai salah seorang dari pewarta yang hadir pada waktu itu mencoba menawarkan bahan “Emmaus Journey”.
Bahan ini adalah hasil rancangan Mr. Richard Cleveland, yang berkarya dan berdomisili di Amerika serikat.
Walaupun Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) baru sempat mengamati bahan yang masih berbahasa Inggris itu secara sekilas saja, Beliau sudah langsung menunjukkan ketertarikannya pada bahan “Emmaus Journey” (Perjalanan “ke” Emaus), yang selanjutnya akan disebut sebagai EJ saja. Beliau lalu mengajak semua pewarta yang hadir untuk mendiskusikannya. Sebagai hasil akhir dari pertemuan tersebut, disepakati bersama bahwa penulis perlu lebih dahulu mempersiapkan diri untuk dapat memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang bahan EJ kepada Beliau dan teman-teman pewarta dalam suatu presentasi. Jadwal presentasi juga kemudian disepakati untuk diselenggarakan dua minggu kemudian, yaitu tanggal 31 Mei 2001.
Dalam presentasinya, penulis memaparkan visi dan misi dari EJ. Bahan EJ terdiri atas 3 (tiga) buku, yang masing-masing memiliki tujuan spesifik. Buku pertama dimulai dengan langkah-langkah saling kenal antar peserta dalam kelompoknya agar masing-masing dapat saling membagikan pengalaman rohaninya dengan leluasa, dan kemudian dilanjutkan dengan pengenalan secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Buku kedua dirancang untuk menumbuhkan semangat pedewasaan rohani agar pribadi yang sudah mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus dapat menjadi murid-murid-Nya yang semakin dewasa. Kemudian buku ketiga dimaksudkan agar setiap peserta EJ menyadari bahwa masih banyak orang lagi yang perlu ditolong agar mereka juga dapat lebih mengenal Tuhan Yesus dan menjadi dewasa dalam Dia. Dengan timbulnya kesadaran ini, diharapkan setiap peserta dapat menularkan semangat yang diperoleh dari pengalaman “Perjalanan Emaus”-nya, baik secara khusus kepada peserta EJ angkatan berikutnya maupun secara umum kepada umat katolik di lingkungannya masing-masing.
Diperoleh hasil positif dari presentasi tersebut, sehingga Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) menganggap bahwa bahan EJ adalah bahan yang tepat untuk membekali para pewarta. Kemudian Beliau mengajak semua yang hadir segera melakukan persiapan untuk mulai menggunakan bahan EJ dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang untuk tahap pertama dikhususkan untuk para pewarta saja. Jadwal pertemuan pertama untuk kelompok EJ angkatan pertama (EJ-1) juga disepakati satu minggu kemudian, yaitu pada tanggal 07 Juni 2001. Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) berkenan menjadi fasilitator bagi kelompok angkatan pertama ini, dan penulis juga menyediakan diri sebagai fasilitator.
Setelah EJ-1 berakhir, Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) bersama para pewarta yang sudah menyelesaikan EJ-1 dan tergerak hatinya untuk menjadi fasilitator bagi angkatan berikutnya menyiapkan hal-hal yang perlu bagi terselenggaranya EJ-2. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa EJ-2 sudah tepat untuk ditawarkan kepada setiap umat Paroki Santa Monika yang berminat. Bila EJ-1 masih menggunakan bahan EJ berbahasa Inggris, EJ-2 sudah mulai menggunakan bahan EJ berbahasa Indonesia. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, dan juga diperolehnya persetujuan resmi untuk terjemahan tersebut dari Mr. Richard Cleveland sebagai perancang bahan EJ itu adalah hasil kerja keras dari Pak Antonius Jany, sehingga peserta EJ dapat lebih mudah memahami bahan EJ.
Penulis menyadari bahwa di dalam setiap perkembangan EJ, selalu didasari oleh adanya anugerah dan penyertaan Tuhan Yesus sendiri. Kesadaran ini sama seperti yang dialami oleh dua murid Tuhan Yesus dalam perjalanan mereka ke Emaus, bahwa ternyata Tuhan Yesus sendirilah yang menyertai setiap langkah perjalanan mereka. Dia berkenan menyertai dan memberikan anugerah-Nya, baik secara langsung kepada peserta dan penyelenggara EJ maupun secara tidak langsung melalui Pastor Paroki Santa Monika Serpong beserta jajarannya. Oleh karena itu atas nama semua teman-teman EJ, penulis mengucapkan terima kasih kepada Pastor Paroki Santa Monika Serpong beserta jajarannya atas semua bentuk dukungan yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman EJ yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu disini, atas kerja keras dan semangatnya untuk menularkan pengalaman bersama Tuhan Yesus yang diperoleh dari EJ, baik secara khusus kepada para peserta EJ berikutnya maupun secara umum kepada umat katolik di lingkungannya masing-masing.
Stanislaus M. Prasetyo
April 2006
2 comments:
Dalam buku 1 EJ perjalanan hidup mendasar hal 13.
Saya menemukan sesuatu yg bisa membingungkan persepsi tentang Allah.
Allah itu saya tangkap sebagai yang maha Kuasa, shg tidak memiliki kepentingan apa2 karena penting bagi nya berarti ada konsekwensi bila tidak terpenuhi. Allah itu Alfa Omega tidak ada yang membatasi.
Bagi saya lebih mudah memahami bila penjelasannya menjadi sbb:
MENANGGAPI DALAM DOA
SEBELUM MULAI
Sharingkan hasil perenungan bacaan Kitab Suci harian Anda
Sampai sejauh ini, kita telah mempelajari bahwa Allah mengunakan pembacaan Kitab Suci harian untuk menyampaikan segala kehendakNya yg harus kita lakukan. Salah satu tugas Roh Kudus ialah "mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26).
Selain itu, pada saat kita menjumpai Kristus melalui bacaan, kita juga membawa ke dalam persekutuan dengan-Nya itu; harapan dan impian, luka dan kesedihan, pertanyaan dan ungkapan syukur-pokoknya segala sesuatu yang penting bagi kita.
Terkadang, tidak mudah bagi kita untuk melihat hubungan antara kehendak Allah, dengan apa yang penting bagi kita. Dan karenanya, kita menjadi cenderung untuk menghindari pembicaraan dengan Allah, mengenai apapun kehendak-Nya pada kita, dan hanya memusatkan perhatian pada apa yang penting bagi kita. Agar kedua hal ini dapat seimbang, cobalah saran-saran berikut:
1. Baca dan renungkanlah kembali bagian/kalimat yang telah kita tandai dalam bacaan harian, ulangilah membacanya beberapa kali bila perlu, untuk mengkristalisasikan bagian yang Roh Kudus kesankan kepada kita. Seringkali, dengan meninjau kembali bacaan, kita akan makin dapat menangkap apa yang Allah ingin sampaikan kepada kita.
2. Secara langsung dan sederhana, tanpa takut dan ragu-ragu, bertanya- lah kepada Tuhan, apa yang Roh-Nya ingin sampaikan melalui bagian yang kita tandai dalam bacaan. Adalah penting sekali untuk selalu bertanya kepada Tuhan, tentang apa kehendakNya pada kita. Tentunya kita perlu menyampaikan juga kepada-Nya setiap orang maupun situasi yang ada di dalam hati kita saat itu.
3. Ada banyak cara untuk berdoa dengan menggunakan kutipan Kitab Suci, tergantung pada situasi perjalanan hidup kita. Tetapi pada saat kita berdoa, kiranya akan membantu bila kita mengingat singkatan,
Perjalanan Menuju Hidup Mendasar, halaman 13
Pusing juga tekanan dari grup ej. Akankah
umat d atas petrus hilang oleh ej ? Seperri protestan
Post a Comment